Sunday, February 7, 2016

No Drama, No Baper!

Sumber Gambar


Penyakit begadangku muncul tadi malam. Entah mengapa, aku berani untuk tidur di atas jam 00.00 hanya gara-gara nonton drama korea. Sebelumnya aku tidak seperti ini. Aku benar-benar menyesal karena membela drama korea daripada keimananku sendiri.
Loh kenapa iman dibawa-bawa?
-
Genks, dulu pas zaman-zamannya drama korea berjudul full house yang diperankan oleh Rain masih bisa diajak kompromi alias masih bisa dibilang sopan. Semakin kesini kok semakin parah ya. Memang menonton drama termasuk drama korea bisa menjadi hiburan tersendiri. Namun apa akibatnya nanti?

Saturday, February 6, 2016

Membuat Anak Tersenyum

Sumber gambar
Memiliki anak adalah sebuah anugerah yang tidak bisa kita gantikan dengan harta apa pun. Karena anak adalah rejeki yang diberikan Allah. Setiap nikmat yang diberikan oleh Allah, kita patut bersyukur dan berterima kasih. Baik nikmat sehat, nikmat sempat, nikmat harta, nikmat keluarga, dan sebagainya. Dan tentunya, hidup ini harus dilalui dengan kebahagiaan. 
-
Saya meyakini bahwa hidup hanya sekali, dan kehidupan ini harus kita isi dengan kebahagiaan. Setiap orang pasti tidak mau melalui kehidupannya dengan kesedihan. Makanya, ketika setiap keluarga di karuniai anak bagaimanapun bentuknya, sifatnya haruslah tetap bersyukur. Dan cara bersyukur yang lain adalah senantiasa membuat anak bahagia. 
-
Saya jamin, ketika anak kita selalu tersenyum dan bahagia pasti kita juga ikut bahagia. 
Walaupun kita tengah sedih, kalau ada anak yang tertawa pasti kita jadi ikut tertawa. Makanya, ibadah to kalau kita membahagiaakan orang lain. Yuk, sama-sama kita mulai dengan membuat kebahagiaan di lingkungan keluarga kita. Dan yang sudah memiliki anak atau keponakan, rajin-rajinlah membuat mereka tersenyum :)
-
Berikan kasih sayang kita kepada mereka...

Friday, February 5, 2016

Anak sebagai Alarm Kehidupan

Pagi ini, hari minggu yang cerah. Sengaja aku bangun agak siang, maklum kalau perempuan lagi haid biasanya malas-malasan. Tidak sengaja, dua keponakanku yang bernama biru dan jingga masuk ke kamar. Mereka mengganggu aktivitas tidurku.
Biru (7 tahun) sang tetua menyuruh jingga (1,5 tahun) untuk membangunkanku. Tak ayal, jingga langsung menyergapku dan memukulku dengan tangannya.. Aiss! Sakit atuh jingg... Hahah
Dengan muka kesal, aku pun bangun dan berusaha untuk mengusir kantukku.
Sepenggal cerita ini tentunya membuat kita kadang malu.
Masa kalah sama anak kecil, bangun duluan gitu. Pernah enggak ngalamin yang kayak gini. Dibangunin anak kecil.
.
Ya, begitulah rasanya. 
.
Anak kecil memiliki kebiasaan yang baik.
 jika dari kecil mereka sudah dibiasakan baik, mereka akan menjadi baik juga.
Salah satu contohnya adalah bangun pagi.
.
Tulisan ini akan sedikit membahas tentang

Wednesday, February 3, 2016

Mendidik Anak Sejak Dini

Dini, nama seorang anak perempuan. Kenapa bukan laki-laki? Pertanyaan itu jarang muncul dibenak kita. Betul? Yap. Dalam penamaan, masyarakat sudah terkotak-kotak dengan tradisi atau kebiasaan pada umumnya. Apabila baik itu feminim atau maskulin suatu anak bisa dilihat di antaranya dari namanya. Pasti, ketika anak kita lahir kita ingin menamakannya dengan nama yang baik bukan?
Dalam agama Islam pun, ada anjuran dalam penamaan seorang anak. Nama anak harus mengandung arti yang baik. Jangan sampai ketika kita memiliki anak, kita menamakannya dengan nama yang "buruk". Misalkan, ada seorang anak perempuan lahir dan kita menamakannya rumit . Pasti tidak!
Pasti setiap orang tua menginginkan anaknya kelak menjadi anak yang berbakti dan berguna. Seperti halnya makna dari penamaan seorang anak.
-
Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan tersendiri bagi

Tuesday, February 2, 2016

Ayat Al-Qur’an & Hadits Tentang Parenting

Menanamkan Tauhid dan Aqidah Yang Benar Kepada Anak :–
  • وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لاِبْنِهِ وَهُوَيَعِظُهُ يَابُنَيَّ لاَتُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
    “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar”.” –[QS. Lukman (31):13]
     -
  • Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan contoh penanaman aqidah yang kokoh ketika beliau mengajari anak paman beliau, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan. Ibnu Abbas bercerita, “Pada suatu hari aku pernah

Monday, February 1, 2016

Anak dalam Perspektif Islam

Sumber Gambar
Anak dalam kacamata Al Qur'an Kata “anak” dalam Ensiklopedi hukum Islam didefinisikan sebagai orang yang lahir dalam rahim ibu, baik laki-laki maupun perempuan atau khunsa yang merupakan hasil persetubuhan dua lawan jenis. Menurut sumber ini, pengertian anak semata-mata dinisbatkan pada konteks kelahiran dan posisinya sebagai seorang laki-laki atau perempuan. Al Qur’an sendiri mendefinisikan anak dengan istilah yang beragam. 
-
Term-term tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 
 1. al-walad. 
Al Qur’an sering menggunakan kata al-walad untuk menyebut anak. Kata al-walad dengan segala bentuk derivasinya terulang Al Qur’an sebanyak 65 kali. Dalam bahasa Arab kata walad jamaknya awlad, berarti anak yang dilahirkan oleh orangtuanya, baik berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan, besar atau kecil, baik untuk mufrad (tunggal), tatsniyah (dua) maupun jama’ (banyak). Karenanya, jika anak belum lahir, berarti ia belum dapat disebut sebagai al-walad atau al-mawlud, melainkan al-janin, yang secara etimologis terambil dari kata janna-yajunnu, berarti al-mastur dan al-khafiy yakni sesuatu yang tertutup dan tersembunyi (dalam rahim sang ibu).